Clock

Kamis, 26 Mei 2011

X-Ray Ungkap Fossil 49 Juta Tahun

Teknologi pencitraan dengan komputer berhasil menguak keberadaan fosil laba-laba yang telah terjebak selama 49 juta tahun di batu ambar. Ambar adalah resin pohon yang telah membatu, sementara resin adalah bahan semipadat semacam getah yang dikeluarkan dalam kantong atau saluran melalui sel epitel pada tanaman.

Dalam publikasinya di jurnal Naturwissenscaften terbaru, ilmuwan mengungkapkan bahwa fosil laba-laba yang terjebak dalam ambar itu termasuk genus yang masih eksis hingga kini, yakni Sparassidae atau kelompok laba-laba huntsman. Nama spesies laba-laba itu sendiri adalah Eusprassus crassipes.

David Penney, ilmuwan Universitas Manchester, yang melakukan penelitian ini, mengatakan, "Kepingan ambar yang tua dan bersejarah ini telah bereaksi dari waktu ke waktu dan sekarang menjadi gelap dan retak, membuat sulit untuk mengenali spesimen hewan yang ada di dalamnya." Untuk melihatnya, ilmuwan harus menggunakan teknik tomografi sinar-X.

"Hasilnya mengagumkan. Tomografi komputer menghasilkan citra 3 dimensi dan klip dengan kualitas yang bagus. Kita mampu membandingkan detail dari fosil dalam ambar tersebut dengan laba-laba yang masih hidup," lanjut Penney. Tak diragukan, fosil itu merupakan kelompok laba-laba huntsman.

"Hasil penelitian ini menarik karena metode yang digunakan ternyata berhasil dan bahwa spesimen penting yang terjebak dalam ambar yang gelap bisa diinvestigasi dan dibandingkan dengan kerabatnya yang masih eksis hingga kini," urai Penney. Menurut dia, 1.000 jenis laba-laba telah diidentifikasi dan sebagian besar ditemukan di ambar.

Laba-laba huntsman, seperti yang dideskripsikan Penney, memiliki ukuran relatif besar, aktif, dan sebenarnya sulit terjebak di ambar. Jenis laba-laba ini kini bisa ditemukan di wilayah tropis Eropa selatan. Namun, 50 juta tahun lalu spesies ini hidup di wilayah Eropa Tengah.

Fosil Eusprassus crassipes berumur 49 juta tahun terjebak di dalam batu ambar, resin yang mengeras. Bentuknya terlihat dengan sinar-X.

iPad Paling Mewah di Dunia, Harganya Cuma ....

Apple menjual tablet terbarunya, iPad 2, dengan harga mulai US$ 499 atau sekitar Rp 4,3 juta. Namun iPad 2 yang satu ini dibanderol dengan harga selangit, Rp 69,7 miliar.

Harga sebesar itu bukan tanpa alasan, karena ada campur tangan perancang perhiasan Stuart Hughes. Setelah memermak iPhone dengan taburan emas dan berlian, kini desainer asal Inggris itu meluncurkan iPad 2 yang dibalut tulang dinosaurus dan bertatahkan berlian 16,5 karat.

Untuk panelnya, Hughes menggunakan batu permata langka yang sudah berusia 75 juta tahun dan berisi pecahan tulang T-Rex yang diperkirakan berusia lebih dari 56 juta tahun. Logo Apple di bagian belakang dibuatnya berlapis emas. Ia pun meletakkan berlian 8,5 karat pada tombol "Home" dan menghiasi sekeliling layarnya dengan batu permata.

Dengan keindahan dan kemewahan yang dimiliki iPad 2 buatan Hughes, Anda tentu tak nyaman membawa tablet ini. Selain menyangkut keamanan karena tablet tersebut dibalut dengan bahan-bahan mahal, bobotnya juga tak tanggung-tanggung, hampir 2 kilogram.

Senin, 09 Mei 2011

NASA Membuktikan Teori Einstein

Dua ramalan Albert Einstein dalam teori relativitas terbukti benar oleh misi Gravity Probe B milik NASA. Sebelumnya, teori Einstein tersebut sulit dikonfirmasi.

"Teori Einstein bertahan," kata Francis Everitt, kepala penelitian dari Stanford University, California, Amerika Serikat, Rabu (4/5/2011) lalu.

Ada dua aspek dalam teori Einstein mengenai gravitasi. Aspek pertama adalah efek geodesi, efek pembelokan ruang dan waktu di sekitar benda bergravitasi, seperti planet. Aspek kedua adalah "frame dragging", yakni jumlah struktur ruang dan waktu yang terbawa oleh objek berputar.

Untuk menguji teori ilmuwan kelahiran Jerman tersebut, NASA mengirim Gravity Probe B untuk mengorbit Bumi. Pesawat itu dilengkapi sebuah alat yang disebut "pelacak bintang" untuk mengikuti sebuah bintang bernama IM Pegasi. Jika efek geodesi dan frame dragging tidak ada, pelacak bintang seharusnya selalu terkunci dengan bintang selamanya.

Jika Einstein benar, arah putaran Gravity Probe B akan berubah sedikit demi sedikit akibat massa dan rotasi Bumi. Everitt menganalogikan efek ini dengan bola berotasi di dalam madu. "Madu dan benda-benda yang juga berada di dalam madu akan terseret," jelas Everitt.

Dengan menganalisis data, tim peneliti menemukan perubahan orientasi sekitar 6.600 miliarcsecond setahun-1 miliarcsecond, kata Everitt, sama dengan lebar sehelah rambut manusia dilihat dari jarak 16 kilometer. Perubahan yang sangat kecil yang mungkin Einsten sendiri pun sulit tunjukkan. Dalam bukunya The Meaning of Relativity, Einstein menuliskan, "Efek frame dragging muncul berdasarkan teori kami, meskipun tingkatannya sangat kecil sehingga pembuktian dengan entah eksperimen laboratorium apa yang harus dilakukan."

Pembuktian ini dapat membuat ilmuwan memahami beberapa kejadian di alam semesta. "Mengukur efek frame dragging akibat rotasi bumi punya implikasi besar," kata ahli fisika Clifford Will dari Washington University di St. Louis yang tidak terlibat dalam penelitian.

Contohnya, kata Will, frame dragging sepertinya punya peranan dalam memicu ledakan energi dari kuarsa, galaksi yang sangat jauh yang secara aktif berperan dalam lubang hitam.

Pembobolan Privasi Digital Terburuk

Membobol jaringan komputer dan mencuri data bukanlah hal baru. Tumbuhnya pengguna internet membuat data sensitif online makin banyak. Masalah keamanan digital pun kian penting.

Database penyimpan data-data sensitif ini seharusnya memiliki keamanan tinggi. Namun kenyataannya, nama, alamat email, dan detil kartu kredit benar-benar berharga bagi para hacker (peretas) dan spammer yang sering kali mengais-ngais data-data ini.

Terbaru, pembobolan PlayStation Network menjadi salah satu pembobolan terbesar pada bulan-bulan terakhir. Berikut pembobolan-pembobolan lain yang bisa menjadi pelajaran untuk mau melindungi privasi dan keamanan online.

1. Gawker Media (Desember 2010)

Gawker merupakan salah satu target populer dalam forum dan blog online. Pasalnya, media ini jarang mengamankan data-datanya seperti pada situs-situs komersil. Bahkan, media ini memberi bonus berupa jenis-jenis blog dan komentar.

Serangan pada Gawker Media memaparkan alamat email dan password jutaan komentator blog populer, termasuk Lifehacker, Gizmodo, dan Jezebel. Di luar pembobolan itu sendiri, masalah utamanya adalah, Gawker Media menyimpan password dalam format yang sangat mudah dimengerti hacker (peretas).

Bahkan, terkadang beberapa pengguna menggunakan password yang sama untuk email dan Twitter, dan hanya butuh beberapa jam sebelum peretas membajak akun pengguna kemudian mulai memanfaatkannya untuk mengirim spam.

Menggunakan browser modern, seperti Chrome atau Firefox serta pengelola password, seperti LastPass, hampir bisa secara sepenuhnya memperkecil potensi kerusakan serangan tersebut.

2. T.J. Maxx dan Marshall (2005-2007)

Dalam pencurian data terbesar yang pernah terjadi ini, lebih dari 45 juta nomor kartu kredit dan debet dicuri dari toko swalayan TJ Maxx dan Marshall. Peretas Albert Gonzalez tertangkap pada 2008 dan pada 2010 ia dihukum 20 tahun penjara federal.

Antara 2005 dan penangkapannya pada 2008, Gonzales berhasil mencuri rincian lebih dari 170 juta nomor kartu kredit dan debit. Tindakannya itu membuatnya menjadi pencuri kartu kredit paling sukses sepanjang masa.


3. Bea Cukai Inggris (November 2007)

Data tak hanya disimpan secara online juga bisa disimpan pada media CD dan DVD yang kemudian bisa dicuri atau salah taruh. Pada November 2007, layanan Bea Cukai Inggris kehilangan disk komputer yang berisi nama, alamat, dan nomor Asuransi Nasional 25 juta warga Inggris.

Untungnya, disk-disk tersebut ternyata hanya hilang dalam tumpukan surat. Meski begitu, hal ini menjadi bukti, pembajakan online yang sangat teknis tak perlu mendapatkan sejumlah besar data sensitif.

Kementerian Urusan Veteran Amerika Serikat (AS) melakukan kesalahan serupa pada 2006. Saat itu, sebuah laptop yang berisi nomor Jaminan Sosial milik 26,5 juta veteran AS dicuri.

4. Google dan perusahaan Silicon Valley lainnya (pertengahan 2009)

Pada awal tahun lalu, banyak berita muncul menyatakan, pemerintah China terlibat dalam serangan besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya pada Google, Yahoo, dan puluhan perusahaan Silicon Valley lainnya.

Berita tersebut mengabarkan, China sedang berusaha mengumpulkan informasi mengenai aktivis hak asasi manusia China. Namun, kemudian serangan ini mulai menampakkan titik kejelasan bahwa, serangan itu berasal dari industri spionase.

Belum diketahui pasti data apa yang dicuri dari perusahaan-perusahaan AS itu. Namun, Google mengaku, beberapa properti intelektualnya dicuri dan menyatakan akan segera menghentikan operasinya di China.

Para peretas China memanfaatkan kelemahan versi lama Internet Explorer guna mendapat akses pada jaringan internal Google, dan jika Anda belum memperbarui browser web Anda, sebaiknya perbarui saat ini juga.


5. RSA Security (Maret 2011)

Kasus pembobolan data terburuk (dan paling ironis) terjadi saat terdapat perusahaan keamanan yang dibajak. Pengembang software antivirus dan keamanan Kapersky dan Symantec beberapa kali menjadi korban pada Maret 2011.

Salah satu pemain terbesarnya, RSA Security, mendapati database internal sensitif dan sangat rahasianya dibobol. Pembobolan RSA termasuk signifikan karena teknologi RSA digunakan untuk mengamankan ribuan sistem lain, dan kini hacker mengetahui cara mengaksesnya.

Fakta Pencurian dan Penipuan Dalam Kehidupan

Sementara serangan-serangan ini terdengar brutal dan merusak finansial, Anda tak akan merasakan dampak langsungnya. Sejumlah penipuan dan pencurian merupakan bagian dari sistem dan perusahaan membayar premi asuransi besar untuk perlindungannya.

Kesalahan Fatal dalam Dunia IT

1.Yahoo Melewatkan Facebook
Tahukah Anda kalau Mark Zuckerberg pernah nyaris menjual hak kepemilikan Facebook kepada Yahoo? Tahun 2006, Yahoo melihat potensi Facebook cukup besar untuk dijadikan lawan MySpace. Mereka sempat menawarkan uang sebesar US$ 1 miliar kepada Mark.

Namun saat akuisisi nyaris terjadi, tiba-tiba Yahoo mengalami penurunan saham sampai 22 persen. Reaksi Yahoo? Bernegosiasi menurunkan tawaran harga kepada Mark menjadi US$ 800 juta saja. Jelas dirinya menolak dan akhirnya memutuskan untuk membesarkan Facebook sendirian.



2. Real Networks Menolak “iPod”
iPod, pemutar file multimedia paling populer saat ini, ternyata pernah ditolak konsepnya oleh Philips dan Real Networks. Tepatnya tahun 2000, Tony Fadell menawarkan konsep pemutar MP3 mungil, bergaya, dan menyediakan content-delivery system yang memudahkan pengisian musik, bernama Pod.

Hanya Apple yang mau menerima proposal Fadell dan memproduksi peranti yang kita kenal sebagai iPod serta content-delivery system bernama iTunes. Saat ini iTunes mendominasi 80% pasar musik digital berbayar di dunia.

Kabar Real Networks? Dengan RealPlayer-nya, pendapatan mereka per tahun hanya segelintir dibanding penghasilan Apple dari iTunes saja, belum ditambah penjualan iPod.



3. IBM Mengatrol Microsoft
Tahun 1980, IBM sedang mengerjakan proyek PC pertama dan mencari perusahaan perangkat lunak yang bisa menyediakan disc operating system (DOS). Awalnya mereka meminta bantuan Gary Kildall dari Digital Research, pembuat sistem operasi CP/M.

Namun negosiasi tidak berjalan mulus sehingga akhirnya IBM beralih kepada duo Bill Gates dan Paul Allen yang memiliki program Microsoft DOS. Kontrak pun terjalin dan IBM menuai sukses besar, sekaligus mengangkat nama Microsoft.

Jika saja Kildall mau menerima tawaran IBM, mungkin perusahaannya-lah yang bakal meraksasa seperti Microsoft saat ini.


4. Xerox Alto “Dicuri” Apple

Vendor Xerox mengembangkan sebuah komputer pertama yang memakai window-based GUI. Komputer yang ada sebelumnya hanya mengandalkan teks sebagai operasionalnya.

Diberi nama Alto, komputer ini sudah dilengkapi mouse, jaringan ethernet, dan editor teks WSYIWYG (what you see is what you get). Namun saat diluncurkan tahun 1973, pasar konsumen PC belum terbentuk.

Akibatnya Xerox hanya mendistribusikan Alto ke beberapa universitas secara gratis. Nah, tahun 1979, Steve Jobs mengunjungi Xerox PARC, tempat pengerjaan Alto.

Saat melihat komputer ini, ia langsung terinspirasi dan kemudian mengimplementasikan banyak fitur utama Alto ke dalam Lisa dan Mac, dua PC yang sedang perusahaannya kembangkan.

Ternyata Mac sangat laris manis, sementara Xerox yang akhirnya mengikuti dengan memasarkan Xerox Star (berbasis teknologi Alto) sudah terlambat masuk pasar.



5. “Google” Sebelum Google
Medio 1990-an ketika perang antarmesin pencari masih berimbang antara Yahoo, Altavista, dan Lycos, ada satu yang mencuat ke permukaan. Open Text Web Index namanya.

Mirip Google saat ini, Open Text dikenal karena kecepatan respon, akurasi, dan komprehensif. Tahun 1995, arsitektur Open Text bahkan dibeli Yahoo untuk diterapkan dalam mesin pencariannya.

Namun dua tahun berselang, pemilik Open Text memutuskan berpindah haluan ke sektor content management system untuk enterprise. Padahal tahun 1998, Google baru diluncurkan.

Jika saja Open Text (dan Yahoo) tetap bermain di teknologi mesin pencari, mungkin saat ini merekalah yang memimpin pasar. Sayang, mereka tak menyadari besarnya industri mesin pencari pada masa seperti sekarang ini.



6. Microsoft Menyelamatkan Apple
Tahun 1997 adalah tahun kebangkitan Apple. Dalam kondisi krisis keuangan akibat Mac-nya kalah bersaing dengan Power Computing dan Radius, mereka terancam berhenti produksi.

Untungnya, datang bantuan yang tak disangka-sangka, Microsoft. Tanpa diduga mereka bersedia membeli saham Apple sebesar US$ 150 juta, relatif cukup untuk memperpanjang nafas.

Steve Jobs, sebagai negosiator dalam perundingan dengan pihak Microsoft, akhirnya ditunjuk sebagai CEO Apple. Kemudian lewat tangan dinginnya, Apple kini malah mampu menandingi Microsoft dalam kompetisi bisnis IT.

Samudera Raksasa "Dibalik" Bulan Terbesar Saturnus

LONDON - Mungkinkah bulan terbesar milik Saturnus, Titan, memiliki samudera raksasa di bawah permukaannya? Setidaknya demikianlah pendapat para peneliti dari Royal Observatory of Belgium di Brussel.

Tim peneliti menggunakan radar dari pesawat ulang-alik Cassini milik NASA untuk 'mengintip' ke balik atmosfer tipis Titan. Mereka menemukan bahwa, setelah beberapa waktu, beberapa bagian permukaan Titan bergeser hingga 19 mil (30,57 kilometer). Menurut mereka, pergeseran ini dikarenakan permukaan Titan berada di atas cairan berupa air dan ammonia.

Selain Bumi, Titan memang diketahui memiliki cairan pada permukaannya. Jika dugaan 'samudera bawah tanah' itu terbukti benar, hal ini akan meningkatkan peluang bulan tersebut memiliki kehidupan.

Bukan hanya itu, berdasarkan data yang ditransmisikan oleh Cassini, sumbu rotasi Titan juga mengalami pergeseran hingga 0,3 derajat. Menurut tim peneliti, terjadinya pergeseran sumbu rotasi ini menjadi bukti bahwa Titan tidak sepenuhnya terbuat dari material keras atau solid.

Titan justru disinyalir memiliki tempurung es yang berada di atas air laut, selubung es serta pusat planet yang beku dan berbatu. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (7/5/2011).

Salah satu peneliti, Rose-Marie Baland, mengatakan, "Penemuan ini berbalik dari apa yang kami ketahui tentang planet dan satelit lain serta proses formasi planet."

Kendati demikian, peneliti juga mempertimbangkan kemungkinan lain jika Titan tertabrak komet atau asteroid baru-baru ini, sehingga menyebabkan sumbu rotasinya bergeser.

Namun tampaknya mereka tetap berkeras untuk membuktikan bahwa Titan memang menyembunyikan samudera raksasa di bawah permukaannya. Mereka mensinyalir lautan itu memiliki kedalaman 3 hingga 265 mil (4-426 kilometer).

"Analisa kami memperkuat kemungkinan bahwa Titan menyimpan samudera di bawah permukaannya. Tapi hal itu belum bisa dipastikan. Jadi masih banyaak pekerjaan yang harus kami lakukan," tambah Baland.

Penemuan ini akan dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics edisi mendatang.

Connect With Us

Blogger Themes

free counters